Senin, 27 November 2017

Hak Kekayaan Intelektual

Kekayaan Intelektual atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak Milik Intelektual adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights(IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa Jermannya Istilah HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual. Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun dijual.ekayaan intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan lain-lain yang berguna untuk manusia. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.  Sistem HKI merupakan hak privat (private rights). Seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Hak eklusif yang diberikan Negara kepada individu pelaku HKI (inventor, pencipta, pendesain dan sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas) nya dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HKI tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar. Disamping itu sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi .
Secara garis besar HKI dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
  1. Hak Cipta (Copyrights)
  1. Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights), yang mencakup :
  • Paten (Patent)
  • Desain Industri (Industrial Design)
  • Merek (Trademark)
  • Penanggulangan praktik persaingan curang (repression of unfair competition)
  • Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit)
  • Rahasia dagang (Trade secret)
  • Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety Protection)

Contoh Kasuk Hak Merk
Merek merupakan suatu tanda yang berupa gambar atau huruf yang berada dalam suatu produk, terdiri dari warna-warna yang beraneka ragam dengan tujuan agar dapat menarik perhatian konsumen dan meraih keuntungan maksimal. Merek tersebut digunakan di pasaran dalam sistem perdagangan baik berupa barang maupun jasa.
Fungsi dari merek dapat dikatakan sebagai pemberitahu dan pembanding produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan atau seseorang dengan produk dari perusahaan lain atau orang lain. Dapat dikatakan pula fungsi dari merek adalah sebagai jaminan mutu produk tersebut terutama dari segi kualitasnya. Oleh karena itu agar kepemilikan dan merek tersebut diakui oleh konsumen, maka dibutuhkan suatu hak merek agar tidak mudah di salah gunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti menduplikasi merek tersebut dengan merubah beberapa kata dari merek tersebut tetapi jenis produk sama ataupun sebaliknya.
Kasus merek di Indonesia banyak terjadi baik bidang industri. Kasus-kasus tersebut bahkan ada yang menuai kontroversi dan ada yang masih saat ini tetap beredar di pasaran. Penulisan ini saya akan membahas salah satu contoh kasus merek yang beredar di pasaran, beserta analisis dan contoh-contoh lainnya.
Kasus sengketa sepeda motor Tossa Krisma dengan Honda Karisma
Kasus ini berawal dari kesalahan penemu merek. Dilihat dengan seksama antara Krisma dan Karisma memiliki penyebutan kata yang sama. Tossa Krisma diproduksi oleh PT.Tossa Sakti, sedangkan Honda Karisma diproduksi oleh PT.Astra Honda Motor. PT.Tossa Sakti tidak dapat dibandingkan dengan PT.Astra Honda Motor (AHM), karena PT.AHMperusahaan yang mampu memproduksi 1.000.000 unit sepeda motor per tahun. Sedangkan PT.Tossa Sakti pada motor Tossa Krisma tidak banyak konsumen yang mengetahuinya, tetapi perusahaan tersebut berproduksi di kota-kota Jawa Tengah, dan hanya beberapa unit di Jakarta.
Permasalahan kasus ini tidak ada hubungan dengan pemroduksian, tetapi masalah penggunaan nama Karisma oleh PT.AHM. Sang pemilik merek dagang Krisma (Gunawan Chandra), mengajukan gugatan kepada PT.AHM atas merek tersebut ke jalur hukum. Menurut beliau, PT.AHM telah menggunakan merek tersebut dan tidak sesuai dengan yang terdaftar di Direktorat Merek Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM. Bahkan PT.AHM diduga telah menggunakan merek tidak sesuai prosedur, karena aslinya huru Karisma di desain dengan huruf balok dan berwarna hitam putih, sedangkan PT.AHM memproduksi motor tersebut dengan tulisan huruf sambung dengan desain huruf berwana.
Akhirnya permohonan Gunawan Chandra dikabulkan oleh hakim Pengadilan Niaga Negeri.
Namun, PT.AHM tidak menerima keputusan dari hakim pengadilan, bahkan mengajukan keberatan melalui kasasi ke Mahkamah Agung. PT.AHM menuturkan bahwa sebelumnya Gunawan Chandra merupakan pihak ketiga atas merek tersebut. Bahkan, beliau menjiplak nama Krisma dari PT.AHM (Karisma) untuk sepeda motornya. Setelah mendapat teguran, beliau membuat surat pernyataan yang berisikan permintaan maaf dan pencabutan merek Krisma untuk tidak digunakan kembali, namun kenyataannya sampai saat ini beliau menggunakan merek tersebut.
Hasil dari persidangan tersebut, pihak PT.Tossa Sakti (Gunawan Chandra) memenangkan kasus ini, sedangkan pihak PT.AHM merasa kecewa karena pihak pengadilan tidak mempertimbangkan atas tuturan yang disampaikan. Ternyata dibalik kasus ini terdapat ketidakadilan bagi PT.AHM, yaitu masalah desain huruf pada Honda Karisma bahwa pencipta dari desain dan seni lukis huruf tersebut tidak dilindungi hukum.
Dari kasus tersebut, PT.AHM dikenakan pasal 61 dan 63 Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang merek sebagai sarana penyelundupan hukum. Sengketa terhadap merek ini terjadi dari tahun 2005 dan berakhir pada tahun 2011, hal ini menyebabkan penurunan penjualan Honda Karisma dan pengaruh psikologis terhadap konsumen. Kini, PT.AHM telah mencabut merek Karisma tersebut dan menggantikan dengan desain baru yaitu Honda Supra X dengan bentuk hampir serupa dengan Honda Karisma.
x
x

Rabu, 26 April 2017

Pengetahuan Lingkungan

PERBAIKAN LINGKUNGAN AKIBAT EFEK LIMBAH PABRIK


Disusun Oleh:

Nama Anggota (NPM)           : Ruth Natalia Nadeak                      
NPM                                        : 39414865
Kelas                                       : 3ID01









JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017


BAB I
PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia.
Limbah dapat mencemari lingkungan hidup. Kalau limbah tidak dapat diolah dengan baik akan berakibat buruk terhadap lingkungan. Limbah pabrik juga akan merusak ekosistem lingkungan hidup. Seperti hal nya pabrik membuang limbah hasil produksi ke sungai. Dimana limbah tersebut dapat merusak ekosistem biota laut. Contoh kasus yang pernah terjadi di Indonesia yaitu 30 pabrik di Dayeuhkolot buang limbah ke sungai Citepus. Pemerintah setempat mengklaim terus melakukan pembersihan akan tetapi fakta di lapangan belum ada perubahan signifikan. Bahkan, kini karena tingginya pencemaran aliran sungai di lokasi itu menimbulkan bau yang tidak sedap.
Kesadaran masyarakat juga kurang dalam mengelola sampahnya baik terutama dibantaran sungai Dan yang nyaris disayangkan, kepedulian si pemilik pabrik yang rendah. Akibat tingginya pencemaran ini membuat warga sekitar sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Akibat kekurangan air bersih otomatis terjadi gangguan kesehatan pada makhluk hidup. Air adalah sumber kehidupan. Warga sekitar yang menggunakan air yang tercemar limbah tersebut menyebabkan penyakit kulit.





BAB II
PEMBAHASAN
Macam- macam limbah industri atau limbah pabrik adalah sebagai berikut:
1.     Limbah cair
Jenis limbah pabrik yang pertama adalah limbah pabrik yang berbentuk cair. Limbah pabrik cair merupakan sisa- sisa produksi dari pabrik yang bentuknya cair. Biasanya limbah pabrik cair ini akan dibuang langsung ke saluran air seperti selokan, kali bahkan lautan. Limbah cair ini sifatnya ada yang berbahaya dan ada pula yang dapat dinetralisir secara cepat.
2.     Limbah padat
Limbah padat merupakan buangan dari hasil- hasil industri yang tidak terpakai lagi yang berbentuk padatan, lumpur maupun bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan, ataupun sampah yang dihasilkan dari kegiatan- kegiatan industri, serta dari tempat- tempat umum. Limbah padat seperti ini apabila dibuang di dalam air pastinya akan mencemari air tersebut dan dapat menyebabkan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya akan mati.
3.     Limbah gas
Limbah gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai hasil aktivitas manusia yang berbentuk molekul- molekul gas dan pada umumnya memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di Bumi. Limbah gas ini tentu saja berbentuk gas. Oleh karena bentuknya gas, maka limbah pabrik gas ini biasanya mencemari udara. Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran  pabrik, asap pabrik sisa produksi dan lain sebagainya.
Adapun dampak- dampak yang dapat muncul sebab adanya pencemaran limbah pabrik ini antara lain adalah sebagai berikut:
1.     Dampak bagi kesehatan
Dampak kesehatan yang ditimbulkan dari limbah pabrik ini antara lain adalah sebagai berikut:
·     Menyebabkan adanya sampah beracun.
·     Timbul penyakit yang menular dari rantai makanan
·     Timbulnya penyakit jamur.
·     Menyebabkan penyakit kolera, diare, dan tifus.
·     Timbul sampah yang dapat menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan tikus.
·     Timbul sampah yang akan menjadi tempat perkembangbiakan lalat sehingga mudah menularkan infeksi.
2. Dampak bagi lingkungan
Selain akan berdampak pada kesehatan, adanya limbah pabrik ini juga dapat menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan. Adapun beberapa dampak negatif yang disebabkan oleh limbah pabrik bagi lingkungan antara lain adalah sebagai berikut:
·       Menurunnya kualitas lingkungan
·       Menurunnya estetika atau nilai keindahan lingkungan
·       Terhambatnya pengembangan negara
·       Membuat lingkungan kurang nyaman untuk ditempati
·       Membuat makhluk hidup yang terkena pencemaran menjadi musnah atau mati.
Itulah beberapa dampak negatif yang dapat timbul akibat adanya pencemaran yang dilakukan oleh industri pabrik bagi lingkungan. Maka dari itulah bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang merupakan daerah industri maka hal mengenai limbah ini harus selalu diwaspadai agar tidak merusak lingkungan.
Demikianlah dampak- dampak yang bisa ditimbulkan oleh adanya pencemaran oleh limbah pabrik. Dampak negatif tersebut akan selalu terasa apabila tidak diusahakan untuk mengolah limbah secara baik dan benar. Maka dari itulah perlu adanya upaya- upaya tertentu agar limbah yang dihasilkan dapat dinetralisir agar tidak membahayakan, dan apabila sudah terlanjur  tercemar maka harus diupayakan untuk mengatasi pencemaran- pencemaran tersebut.
Upaya Mengatasi Pencemaran Limbah Pabrik
Pencemaran yang terjadi di lingkungan yang diakibatkan oleh limbah pabrik akan menjadi persoalan yang serius apabila tidak mendapatkan perhatian dengan baik. Pencemaran limbah pabrik akan menyababkan dampak- dampak negatif yang sangat merugikan lingkungan dan juga makhluk hidup. Dengan demikian perlu diadakan upaya- upaya agar dapat mengatasi pencemaran yang terjadi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran yang diakibatkan limbah pabrik antara lain adalah sebagai berikut:


1.     Mengupayakan pengelolahan limbah sebaik mungkin
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pabrik merupakan limbah yang berbahaya, karena sebagain pabrik menggunakan bahan- bahan kimia dalam operasional produksi pabrik mereka. Maka dari itulah harus diupayakan langkah- langkah untuk membuat limbah menjadi ramah lingkungan dan tidak mengandung zat- zat yang berbahaya. setelah limbah- limbah yang dihasilkan ini menjadi ramah lingkungan, maka membuangnya langsung ke lingkungan tidak akan menyebabkan pencemaran.
Contoh yang paling banyak adalah ketika limbah pabrik berupa limbah cair maupun limbah gas. Setelah limbah cair dan gas ini diolah sedemikian rupa, maka bisa dilepas ke alam (misal ke laut dan juga angkasa). Dan pembuangan limbah tersebut secara langsung di lingkungan tidak akan menyebabkan pencemaran air dan juga pencemaran udara.
2.     Tidak membuang limbah cair langsung ke sumber air
Cara bijak yang lainnya adalah tidak membuang limbah pabrik yang cair ke dalam sumber air secara langsung, terlebih tanpa adanya penyaringan dan pengolahan terlebih dahulu. Limbah cair yang langsung berasal dari pabrik, tanpa diolah biasanya akan menyebabkan lingkungan menjadi tercemar. Hal ini karena belum adanya pemisahan antara zat yang berbahaya maupun tidak.
Apabila limbah segar seperti ini langsung di buang ke sungai maupun laut maka akan menyebabkan ekosistem laut dan ekosistem sungai menjadi rusak dan tercemar. Hal ini papsti akan berdampak pada matinya banyak makhluk hidup yang menghuni sumber air tersebut.
3.     Mengubur limbah- limbah yang bersifat organic
Untuk limbah pabrik padat, maka perlu adanya tindakan yang berbeda antara limbah- limbah organik dan non organik. Limbah- limbah yang bersifat organik bisa dikubur karena limbah tersebut dapat terurai dengan abik apabila dikubur di dalam tanah. Dengan mengubur limbah- limbah organik maka kita hanya mengatasi keberadaan limbah organik saja, namun juga kita akan mendapatkan tanah yang lebih subur dan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan tertentu yang pastinya akan bermanfaat.
4.     Menggunakan kembali limbah- limbah pabrik yang masih bisa didaur ulang
Selain limbah- limbah organik, ternyata limbah anorganik juga mempunyai penanganannya sendiri. limbah pabrik anorganik yang sulit untuk diurai secara alami maka dapat dipilah- pilah. Dan limbah yang bersifat anorganik ini dapat kita daur ulang untuk menjadi sesuatu yang baru. Limbah anorganik yang masih bisa untuk didaur ulang sebaiknya kita daur ulang saja. Disamping kita membantu menangani persoalan limbah padat pabrik, kita juga dapat menghamat bahan baku.
5.     Menanam banyak pepohonan
Cara bijaksana yang selannjutnya adalah menanam banyak pohon di sekitar pabrik. Hal ini lebih mengarah ke limbah gas. Limbah pabrik yang bersifat gas biasanya dibuang melalui cerobong asap dan selanjutnya akan mencemari udara. Udara yang tercemar ini akan menyebabkan penipisan pada lapisan ozon pada akhirnya apabila tidak ditangani dengan baik. Maka dari itulah, kita dianjurkan untuk menanam pepohonan untuk dapat menetralisir udara yang telah tercemar tersebut agar tidak terlalu berbahaya.
Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani pencemaran dari Limbah pabrik tersebut. Sebagai manusia yang mengelola Bumi, maka kita harus memeperhatikannya dan mengupayakan usaha- usaha yang baik agar dapat menyelamatkan lingkungan.

BAB III
KESIMPULAN

Limbah pabrik dapat merusak ekosistem hidup. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan.Perbaikan lingkungan akibat efek limbah pabrik yang perlu dilakukan yaitu mengupayakan pengolahan limbah pabrik sebaikmungkin, tidak membuang limbah cair langsung ke sungai, mengubur limbah-limbah bersifat organic, menggunakan kembali limbah yang masih bisa digunakan, menanam banyak pohon. Menjaga lingkungan sangatlah penting untuk ekosistem kehidupan.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://wyuliandari.wordpress.com/2008/09/25/strategi-pengendalian-pencemaran-lingkungan/






Rabu, 11 Januari 2017




REVIEW JOURNAL

Level of Safety Awareness of the Management and the Workers at the Assembly Area in a Sewing Company
( Tingkat Kesadaran Keselamatan Manajemen dan Pekerja di Area Perkumpulan di Perusahaan Jahit)

http://www.sciencepublishinggroup.com/journal/paperinfo?journalid=210&doi=10.11648/j.ijimse.20160101.12

Penelitian menunjukkan tingkat kesadaran keselamatan manajemen dan pekerja di daerah perakitan yang terdapat pada sebuah perusahan jahit dimana menyajikan pendekatan terstruktur dan sistematis guna membantu manajemen perusahaan memantau dan mengukur kinerja keselamatan, produktivitas dan kualitas kerja karyawan. Manajemen Keselamatan adalah suatu sistem untuk mengurangi resiko kecelakaan dan melakukan perbaikan kerja.
Para peneliti dalam melakukan penelitian tentang tingkat kesadaran keselamatan kerja tersebut dengan menggunakan metode deskriptif dimana kuesioner sebagai sumber utama data dari 11 pekerja biasa yang berada di daerah perakitan dimana bersifat purposif. Penyimpangan pada manajemen keselamatan perusahaan telah menemukan.  Tingkat kesadaran manajemen keselamatan harus diberikanPentingnya manajemen keselamatan dan pekerja memberikan dampak yang besar terhadap produktivitas personil, dan dengan pemeliharaan manajemen keselamatan dapat memiliki kontribusi yang besar terhadap produktivitas personil setiap pekerja.
Keselamatan adalah salah satu hal yang harus diperhatikan. Keamanan manajemen pekerja adalah proposisi nilai tambah dan dengan pendekatan perbaikan proses keselamatan yang terintegrasi organisasi akan mampu memproduksi produk dan atau memberikan layanan yang lebih cepat, lebih baik, lebih murah, dan lebih aman. 
Setiap perusahaan memiliki aturan sendiri dan peraturan tentang manajemen keselamatan pekerja. Tujuan utama dari manajemen keselamatan pekerja adalah untuk mengetahui bagaimana mengkomunikasikan mengenai keselamatan kerja dengan baik dan efektif melalui berbagai struktur organisasi dan untuk membantu menghubungkan antara tujuan bisnis dengan manajemen keselamatan.
Terjadinya beberapa kecelakaan kerja dikarenakan kurangnya alat pelindung diri PPE (Personal Peralatan pelindung) serta kurangnya pengetahuan tentang aturan dan prosedur keselamatan. Oleh karena itu perlunya menyadari kontribusi yang signifikan dari manajemen keselamatan di antara para pekerja untuk menganalisis. Penelitian ini berfungsi sebagai cara untuk memprediksi nilai keselamatanmanajemen pekerja dan untuk perbaikan lebih lanjut dari perusahaan. Penelitian ini akan menentukan tingkat kesadaran keselamatan manajemen dan pekerja di daerah perakitan di menjahit perusahaan. 
Manajemen keselamatan dalam suatu organisasi harus menunjukkan kinerja tugas yang lebih baik dan perilaku citizenship yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas. Ketika para pekerja memahami aturan-aturan kesehatan dan keselamatan serta prosedur pekerjaan mereka dan alat digunakan untuk kerja, membantu mereka untuk bekerja secara efektif dan efisien.
Studi lain menunjukkan bahwa langkah-langkah kesehatan dan keselamatan memiliki positif berdampak tidak hanya pada keselamatan dan kinerja kesehatan, tetapi juga pada produktivitas perusahaan. Kualitas di lingkungan kerja memiliki pengaruh kuat pada produktivitas dan profitabilitas.
Metode penelitian deskriptif dipergunakan dengan kuesioner sebagai sumber utama data dari responden penelitian. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuan dihasilkan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status subjek penelitian dalam hal manajemen keselamatan perusahaan tertentu. Responden penelitian adalah 11 pekerja biasa yang dipilih dan yang bekerja di perakitan area perusahaan jahit tertentu. Observasi langsung dan kuesioner digunakan untuk mendapatkan data. Pengamatan aktual di daerah perakitan menjahitperusahaan dilakukan untuk melihat kondisi sekarang dari manajemen keselamatan di daerah tersebut. 

Power Point
https://drive.google.com/drive/folders/0B8Y6kfkBOix8dGo4R252alBoNlU

Rabu, 04 Januari 2017

Review Jurnal

http://wagner.edu/business-admin/wp-content/blogs.dir/49/files/2013/11/B2B-paper.pdf

KESIMPULAN
              
Kesimpulan dari jurnal tersebut penelitian terhadap iklan 161 di India memuat pekerjaan penjualan bisnis ke bisnis relatif terhadap 3 buah pertanyaan, yaitu :
1. Tujuan yang ingin dicapai, kemampuan dan persyaratan tambahan dalam pemasaran B2B di India
2 Keterampilan dan peran yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan pekerjaan berdasarkan penelitian manajemen penjualan
3 Perbedaan besar antara persyaratan kerja penjualan bisnis ke bisnis yang diiklankan India dan yang diidentifikasi oleh manajer penjualan di dunia maju sebagai faktor keberhasilan penjual

Berdasarkan konten dan analisis cluster iklan pekerjaan penjualan bisnis ke bisnis baru-baru ini, menunjukkan bahwa pekerjaan penjualan bisnis ke bisnis di India menekankan akuisisi pelanggan dan juga keterampilan yang paling sering dicari dari bisnis ke bisnis adalah kemampuan berkomunikasi atau interaksi, keterampilan dalam melakukan penjualan, dan juga keterampilan dalam berhubungan.

Pada clustering, kelompok yang dominan dengan presentase 55 %persen menekankan kedua akuisisi pelanggan dan retensi sebagai tujuan pekerjaan. Presentase kedua dengan 31 %persen menekankan pada akuisisi pelanggan; sedangkan kelompok terkecil yaitu 14 %persen menekankan retensi pelanggan. Dominasi penekanan klaster seimbang dengan kelompok iklan pekerjaan dalam sampel India yang muncul konsisten dengan produk pelayanan pergeseran Perubahan atau evaluasi terjadi di pasar industri di seluruh dunia.

Perbedaan yang signifikan serta non-signifikan dalam perekrutan Kriteria di tiga kelompok sebagian besar dijelaskan oleh perspektif yang teoritis saat ini dan model dalam bisnis ke bisnis yang ada pada penelitian manajemen penjualan.  Semua pekerjaan penjualan tertentu dibutuhkan keterampilan dan peran yang disebutkan dalam iklan ditemukan di daftar penjualan kunci mempekerjakan kriteria dilaporkan oleh survei penelitian dinegara maju. Dengan demikian, analisis sampel penjualan pekerjaan iklan menunjukkan bahwa penjualan modern bisnis ke bisnis dengan cara merekrut sesuai dengan strategi inti yang sama, prinsip-prinsip dan kriteria seperti yang diamati di negara maju, khususnya yang berkaitan dengan manajemen pelanggan. Spekulasi menguat bahwa ada beberapa kemungkinan alasan untuk kesamaan ini dalam praktek di pasar India dan dikembangkan dari apa yang kita amati.

Oleh karena itu, riset penjual dengan keterampilan sama memungkinkan perusahaan untuk mempekerjakan, melatih, dan mengelola secara efisien. Kedua, dengan liberalisasi ekonomi dan penyebaran teknologi informasi, misalnya, internet di India seperti negara maju telah pindah dari menjadi sentris Penjual untuk lebih pembeli sentris selama dua dekade terakhir. Pelanggan di India memiliki informasi lebih lanjut dan penawaran penjual untuk memilih daripada di masa lalu. Akibatnya, mempekerjakan tenaga penjual yang mampu baik mendapatkan dan mempertahankan pembeli berdasarkan penggunaan komunikasi dan hubungan keterampilan mereka harus diharapkan di India sebanyak di tempat lain. Ketiga, difusi di seluruh dunia dari database yang memungkinkan perusahaan untuk selektif target dan memonitor nilai seumur hidup pelanggan bisa menjelaskan kesamaan dalam keterampilan teknologi dicari tenaga penjualan batas-spanning dalam konteks pasar India dan dikembangkan. Sementara penelitian kami menunjukkan bahwa teori-teori bisnis ke bisnis (B2B) dengan pemasaran yang masih ada dan model dari negara maju dapat berfungsi sebagai dasar untuk penelitian tersebut, akan banyak moderator khusus kawasan proposisi inti.